بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
![]() |
Mary, a little cute and smart girl with her caring uncle, Frank.
Image Source: www.seattletimes.com
|
Director: Marc Webb
Writer: Tom Flynn
Release: 12 April 2017 (U.S.)
Duration: 1 h 41 m
Casts:
Chris Evans as Frank Adler
Mckenna Grace as Mary Adler
Octavia Spencer as Roberta Taylor
Apa yang ada di benakmu saat mendengar kata gifted? Aku pribadi mengartikannya dengan seseorang yang istimewa, bukan berarti berbeda, melainkan there is something special inside of her that should be take care of. Film Gifted seolah menjadi self-healing untukku, karena film ini mengajarkan tentang ketulusan dan penerimaan.
Review
Film Gifted berkisah tentang Frank yang harus mengurus keponakannya, Mary, seorang anak perempuan jenius khususnya di bidang matematika. Bakat Mary didapat dari ibunya yang bunuh diri saat Mary berusia enam bulan. Bagaimana dengan ayahnya? Sangat menyebalkan, aku tak ingin membahasnya. Konflik dimulai saat Evelyn (Ibu Frank) muncul setelah pertahun-tahun pergi. Evelyn berambisi mendapatkan hak asuh Mary setelah mengetahui bahwa dia mewarisi kejeniusan ibunya. Namun Frank gigih mempertahankan Mary karena ia tidak ingin apa yang terjadi kepada saudara perempuannya terulang kembali pada Mary.
Melihat Mckenna Grace memerankan Mary, aku seperti melihat masa kecil Emma Watson dalam peran Hermione. Aktingnya sangat bagus untuk anak seusianya, apalagi ia memerankan sosok anak kecil yang jenius dan berani, tentu tidak mudah. Tapi bagiku dia berhasil.
Melihat Mckenna Grace memerankan Mary, aku seperti melihat masa kecil Emma Watson dalam peran Hermione. Aktingnya sangat bagus untuk anak seusianya, apalagi ia memerankan sosok anak kecil yang jenius dan berani, tentu tidak mudah. Tapi bagiku dia berhasil.
Film Gifted mengajarkanku tentang ketulusan mencintai seseorang, tepatnya cinta seorang paman kepada keponakannya, serta tentang menerima semua hal yang terjadi dalam hidup dengan lapang dan bahagia. Frank menerima semua yang terjadi dalam hidupnya dengan kuat. Orang tua yang bercerai, saudara perempuan yang bunuh diri, keputusan meninggalkan profesi dan harus merawat anak istimewa seperti Mary.
Favorite Statement
Ketika Frank marah kepada dirinya sendiri, dia mengatakan hal yang membuat Mary sedih. Setelah menenangkan diri, Frank menghampiri Mary dan berkata tentang kalimat buruk yang pernah Mary ucapkan padanya, kemudia dia melanjutkan dengan mengatakan, "We say things all the time we don't mean." Ya, benar. Barangkali itulah kenapa kita harus selalu belajar menahan diri saat marah agar tidak mengucapkan kata-kata buruk yang menyakiti orang lain, meskipun kita tidak bermaksud demikian.
Di menit yang lain, saat Mary bersedih mengetahui kenyataan tentang ayahnya, Frank tidak memanjakannya. Dia memaksa Mary ikut dengannya ke rumah sakit untuk menunjukkan sesuatu yang akan membuat Mary paham masih ada yang menyayanginya dengan tulus. Mereka duduk di ruang tunggu selama berjam-jam menyaksikan keluarga yang sedang menunggu kelahiran seorang bayi. Saat dokter keluar dan berkata bahwa bayinya laki-laki, raut wajah keluarga tersebut sangat bahagia, Mary tersenyum, kemudian Frank berkata, "That's how it was when you were born." Sebagai seorang bibi, aku juga merasakan hal yang sama. Aku juga sangat menyayangi kedua keponakanku, si kembar yang cerdik.
Frank, terima kasih telah menjadi paman yang baik untuk Mary :)
Want to watch the trailer? Here is it.