بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
![]() |
Image Source: www.worldofresumes.net |
1. Target Profesi
Sebelum berbicara tentang CV, pastikan profesi apa yang benar-benar sesuai passion dan bakat kita. Bagaimana cara mengetahui bakat dan passion kita? Aku akan membahasnya di lain waktu. Satu hal yang harus diingat, jangan asal melamar pekerjaan, khawatirnya hal itu bisa membuat kita tidak melakukan totalitas dalam bekerja
2. Apa Pengalamanmu?
"Duh, ini bagaimana sih? Melamar pekerjaan kan untuk mendapatkan pengalaman bekerja, kok justru ditanya apa pengalaman kita?"
Adik manis, sini duduk di sebelah kakak, hehe. Pengalaman yang dimaksud di sini adalah apa saja yang pernah kita kerjakan selama berada di dunia sekolah atau universitas. Misalnya nih.. pernah mengerjakan project A di sekolah, pernah mengerjakan project B di kampus, pernah magang di perusahaan X, dan pengalaman-pengalaman lain yang RELEVAN.
Mengikuti banyak kegiatan baik di dalam maupun di luar sekolah/kampus akan sangat memperkaya diri kita tentang pengetahuan yang tidak kita dapatkan di dalam kelas. Kenapa kita harus ikut kegiatan di luar? Bukankah sebaiknya kita fokus sekolah dan belajar saja? Jawabannya adalah, agar kita selalu update dengan perkembangan kebutuhan global. Jika kita hanya sibuk belajar tapi tidak pernah mengaplikan ilmu tersebut, maka saat terjun di dunia kerja kita akan kalah bersaing dengan mereka yang selalu update informasi, teknologi, dan berbagai hal lainnya. Lagipula belajar tidak harus di dalam kelas, kan? Hal ini terutama jika kita bersekolah atau kuliah di kampus yang biasa (dalam arti daya saingnya lebih rendah dari lulusan sekolah/kampus ternama).
Kita juga harus ingat, sekolah/kampus ternama tidak menjamin kita akan mudah mendapatkan pekerjaan. Kualitas diri kita ditentukan oleh ikhtiar kita sendiri dalam menjaga kejujuran dan selalu bersemangat mempelajari hal-hal baru. Itulah kenapa kita harus memperkaya diri kita dengan berbagai pengalaman yang manfaatnya bisa kita rasakan di tahun-tahun berikutnya. Oh iya, manfaat lain mengikuti berbagai kegiatan di luar sana adalah siapa tahu menjadi jalan kita mendapatkan rekomendasi pekerjaan oleh orang yang memahami potensi kita *pengalaman pribadi.
3. Kualifikasi Perusahaan
Nah, jika target profesi dan pengalaman sudah kita catat.
Saatnya untuk mencari tahu perusahaan mana saja yang menyediakan posisi profesi yang kita targetkan, serta
kualifikasi apa saja yang disyaratkan perusahaan tersebut. Kalau sudah sinkron,
alias sesuai dengan pengalaman kita dan si perusahaan telah menyediakan lowongan, mari kita lanjut ke poin nomor empat. Tapi jika belum sesuai... yang tabah
ya.. kencengin lagi aja doanya, hehe. Bisa jadi Allah sedang menyuruh kita untuk introspeksi dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Jangan-jangan, sholat kita masih bolong-bolong, yang harusnya lima waktu, cuma empat waktu. Jangan-jangan orang tua nggak ridho kita bekerja di perusahaan idaman kita. Jangan-jangan kita masih durhaka sama Ibu atau Ayah. Percaya atau nggak, hal-hal kayak gini juga bisa pengaruh lho kenapa kok susah cari lowongan kerja (carinya aja susah apalagi dapetnya, hehe).
4. Kece-in CV
Naaah.. kalau kita sudah tahu target profesi kita apa, sadar
pengalaman kita apa saja, ngerti kualifikasi apa yang dibutuhkan perusahaan.
Saatnya bikin CV yang kece!
Kalau perusahaannya mensyaratkan bisa bahasa
Inggris, ya bikin CV-nya berbahasa Inggris. Tapi jika perusahaannya lokal dan tidak ada syarat harus fluent English (tapi minimal bisa pasif lah ya, hehe), bolehlah CV-nya ditulis dengan bahasa Indonesia. Tapi sih
jaman AEC gini syarat bisa English adalah hal lumrah, klo bisa mandarin malah plus
plus #isokubosojowo #akukudupiye #turuoaenak hahaha..
Nah, kelar galau sama bahasa, saatnya menyesuaikan kebutuhan
desain. Kalo kamu melamar kerja jadi Designer, berarti desain CV-mu harus
berkarakter kuat. Kalo melamar kerja jadi Copywriter, Programmer, Teknisi,
dll, perihal desain gak terlalu dipusingkan, yang penting CONTENT alias isinya. Kalau ingin didesain juga malah bagus sih, kalau nggak bisa pakai software desain, ada kok website yang menyediakan free template, cari aja di google, banyak! Kalau ingin yang lebih mudah, silahkan pakai ms. word, desain simple gitu, yang penting enak dilihat.
5. Portfolio
Terkadang perusahaan nggak butuh CV doang, tapi juga butuh
portfolio kita. Apa itu portfolio? Sederhananya, portfolio adalah kumpulan
karya-karya kita. Kalau designer ya berarti contoh-contoh desain yang pernah dibuat. Kalo wartawan, mungkin
contoh-contoh tulisan berita atau artikel yang pernah dibikin (meskipun ada yang nggak pernah dimuat di media, hehe). Kalau
perusahaan nggak butuh portfolio, ya nggak usah bingung. CV-nya kirimin aja langsung.
Semoga lima poin ini bisa bermanfaat ya, jangan pernah putus asa misal sudah satu tahun lulus tapi belum juga dapat pekerjaan. Karena bisa jadi rezeki itu datang ketika kita memutuskan berwirausaha, belajar dagang, entah jualan khimar, baju, makanan, apapun itu asal halal.
"Kita nggak pernah tahu rezeki itu datangnya darimana, tapi percayalah rezeki tahu di mana ia akan menemui kita sesuai takdir-Nya."
So, tetap sabar dan terus ikhtiar ya, good luck! :)